Titian Foundation

Lebih Mengenal Diri

Mengikuti kegiatan konsultasi kelompok adalah salah satu kegiatan yang harus diikuti para penerima beasiswa Titian Foundation. Konsultasi ini diadakan rutin setiap tiga bulan sekali. Setiap pendamping memiliki caranya masing-masing untuk mengadakan kegiatan konsultasi. Tema dan materi konsultasi pastinya berbeda-beda pula, hal ini ditentukan sendiri oleh pendamping dengan berdasarkan asesmen kebutuhan. Bahkan teknik/metode konsultasi pun juga bervariasi, dan salah satunya bisa dilangsungkan dengan menggunakan model Johari Window dalam sesi konsultasi dengan tema Mengenali Diri.

Dengan rancangan output dari kegiatan ini, Titianers bisa mengenali kepribadian mereka sendiri melalui apa yang mereka amati sendiri maupun oleh teman-teman mereka. Selain itu, untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka, model Johari Window menjadi salah satu alternatif model yang cocok untuk diaplikasikan. Dalam model Johari Window, terdapat penggunaan konsep dengan cara mengungkapkan umpan balik dan merefleksikan kesadaran diri. Model ini dikembangkan oleh Joseph Luth dan Harry Ingham pada tahun 1955. Untuk melakukan refleksi mengenal diri menggunakan Johari Window, diperlukan penilaian diri sendiri dan juga penilaian dari orang lain.

Dalam sesi konsultasi menggunakan model ini, peralatan yang diperlukan adalahAdjectives Boarduntuk membantu Titianers mengenali apa saja karakter atau sifat yang dimiliki manusia, buku konsultasi, alat tulis, dan sticky notes untuk menuliskan penilaian atau umpan balik kepada masing-masing teman dalam satu kelompok. Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan penilaian atau refleksi atas diri sendiri dengan menuliskan kata sifat yang menurut mereka sesuai dengan diri mereka sendiri. Di bawah ini contoh Adjectives Board yang digunakan sebagai patokan penilaian diri. Ketika mereka menilai diri sendiri, Titianers didorong untuk menganalisis berdasarkan kebiasaan dan perilaku yang sering mereka lakukan. Kemudian, para Titianers diberikan sticky notes dari sejumlah teman-teman yang satu kelompok dengan mereka dan memberikan penilaian atau umpan balik mengenai karakteristik yang dimiliki teman mereka, mengacu pada Adjectives Board. Fungsi dari Adjectives Board ni membantu individu sendiri untuk mengklasifikasikan yang dinilai oleh diri sendiri dan orang lain. Namun, apabila tidak menggunakan Adjectives Board i penilai dapat meningkatkan kemampuan narasi verbalnya untuk mengungkapkan apa yang menjadi penilaiannya dan juga menjelaskan dengan narasi atas dasar apa penilaian tersebut diberikan. Di dalam sesi ini, mereka didorong untuk menilai teman mereka secara objektif. Di poin inilah mereka tergerak untuk mampu memberikan penilaian dan menyampaikannya dengan baik.

Setelah itu, Titianers memberikan penilaiannya kepada masing-masing anggota kelompok yang lain dan kemudian menerima penilaian dari teman-temannya yang lain. Hal yang mereka harus lakukan selanjutnya adalah memilah penilaian-penilaian diri sendiri maupun dari teman-teman dengan langkah pertama, yaitu membuat model kotak-kotak ini atau jendela Johari Window. Setelah mereka mengklasifikasikan karakter yang sudah digali oleh diri sendiri dan teman-teman mereka ke dalam kotak Jendela Johari, para Titianers masuk ke sesi pemaknaan. Titianers didorong untuk memaknai hasil pengklasifikasian ini dengan makna, contohnya seperti dalam bagian Open, sisi di mana kepribadian yang kita miliki itu memang seperti itu atau bisa dikatakan terpercaya, karena di sisi ini diri mereka sendiri menyadari bahwa mereka ‘memang seperti itu’ dan orang lain pun juga menilai sama. Titianers juga dapat merefleksikan perasaan dan pikiran mereka dari sesi-sesi dalam kegiatan konsultasi ini. Dari 14 kelompok kecil ini, fasilitator meringkas refleksi yang banyak diungkapkan oleh Titianers, terdapat 3 insight yang dirasa dan dimaknai oleh Titianers, salah satunya masih adanya perasaan insecure (tidak aman).

Pertama kali saya memberikan materi ini di konsultasi untuk kelompok pertama, saya menemukan insight yang ternyata banyak dirasakan kelompok-kelompok selanjutnya—masih ada rasa insecure yang diberikan oleh diri kita sendiri ketika harus melihat ke dalam diri dan menilainya sendiri. Perasaan insecure ini adalah perasaan inferior atau rendah diri ketika menilai diri kita sendiri—perasaan yang membuat seseorang merasa takut, malu, gelisah dan tidak percaya diri. Banyak dari peserta yang cenderung menilai dirinya ke arah yang negatif, meski saya sudah memberikan petunjuk bahwa kata-kata sifat yang tertera di Adjectives Board ini sifatnya netral. Kata-kata sifat itu subjektif dan tergantung pada bagaimana orang yang menafsirkannya sehingga banyak dari mereka yang menemukan sifat-sifat yang menurut mereka cenderung terkesan negatif di sisi Hidden mereka, karena mereka juga memikirkan apa yang akan dipikirkan teman-teman lainnya tentang diri mereka.

Menarik. Mungkin di sini banyak faktor yang membuat hal tersebut muncul, namun untuk refleksi kegiatan kelompok ini, yang menjadi PR untuk fasilitator adalah mengarahkan bahwa semua bagian tersebut, entah pada bagian jendela Open, Blind ataupun Hidden; semuanya memiliki nilainya masing-masing bagi setiap individu. Hanya individu tersebutlah yang bisa merefleksikan sisi yang muncul, dan tugas kita sebagai manusia adalah untuk terus mengenali diri kita sendiri selagi kita masih hidup membersamai tubuh dan jiwa kita ini. Beberapa dari kita tidak terbiasa untuk mengungkapkan cara pikir atau pendapat kita sendiri kepada orang lain. Keterampilan ini yang perlu dikembangkan—keterampilan berbicara asertif. Bukan untuk mengomentari atau menjatuhkan, namun untuk memberikan evaluasi atas perilaku atau kinerja, terutama untuk membangun hubungan personal dan bekerja dalam tim. Ini adalah salah satu bagian dari komunikasi yang baik untuk mencapai tujuan relasi.

Perasaan sakit atau kecewa saat dinilai jelek adalah salah satu refleksi perasaan yang beberapa Titianers rasakan,…ternyata ada perasaan tidak enak, lho, ketika diri ini membaca kata-kata yang menggambarkan diri yang ‘negatif’ terutama ketika membaca kata ‘jangan’ dan ‘harusnya’.Situasi ini akan ada dan menjadi suatu yang wajar akibat dari kita merasakan suatu emosi negatif seperti kecewa, malu, takut dianggap jelek, sakit hati, dan lain sebagainya. Itu adalah proses yang wajar dan salah satu proses ini harus kita rasakan dan maknai sebagai upaya mengelola emosi negatif dengan baik. Karena kembali lagi kegiatan ini tujuannya adalah untuk mengenali diri yang ternyata kamu juga akan dibantu oleh orang lain. Kita harus mencoba menerima juga apapun yang menjadi penilaian orang lain sebagai bahan refleksi kita nanti.

Dengan mengetahui model ini, semoga kita bisa punya cara untuk meningkatkan hubungan dan memperbaiki hubungan agar nanti peforma tim atau kualitas hubungan menjadi lebih baik ataupun kita juga bisa mengenali diri sendiri dan menjadi manusia lebih baik lagi secara individual maupun komunal. (MVP)

Facebook
Twitter
WhatsApp
The Key to Everything Titian Does is Sustainability The Key to Everything Titian Does is Sustainability The Key to Everything Titian Does is Sustainability The Key to Everything Titian Does is Sustainability
The Key to Everything Titian Does is Sustainability The Key to Everything Titian Does is Sustainability The Key to Everything Titian Does is Sustainability The Key to Everything Titian Does is Sustainability