Titian Foundation

Titianers! Keep Up the Spirit to Chase Our Dreams

Sebagai pembuka, perkenankan gadis asli Klaten ini memperkenalkan diri siapa tahu bisa sayang seperti kata pepatah Namaku Irma dari Generasi 9. Setiap manusia pasti memiliki cerita yang tidak sama, cerita yang tersirat pembelajaran yang lebih penting dari setumpuk kertas yang diberi nilai. Dan inilah ceritaku…

Januari 2016

Pertama kali aku mendengar ‘Titian Foundation’ adalah ketika aku duduk di bangku SMP sebagai pelajar semester akhir sebelum melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. ‘Titian Foundation’ merupakan gabungan frasa yang asing di telingaku dan teman-temanku pada masa ini. Beruntung wali kelasku bersedia memberikan penjelasan dan gambaran tentang Titian Foundation. Informasi sekilas dari wali kelas membawa langkahku untuk berkunjung di sebuah gedung tidak jauh dari sekolahku. Kesan pertama ketika aku bertemu sosok wanita dan laki-laki yang merupakan staf Titian, yaitu ramah dan friendly. Aku bebas bertanya tentang seluk-beluk dan cara mendapatkan beasiswa Titian dengan nyaman tanpa ragu. Selang seminggu, aku berhasil mengumpulkan semua persyaratan yang dibutuhkan untuk mendaftar, kemudian berkasku diambil oleh staf Titian di sekolah.

Satu tahap demi tahap seleksi beasiswa lainya aku lewati dengan baik, tinggallah tahap terakhir pengumuman siswa yang lolos dan berhak mendapatkan beasiswa. Pendaftaran dan seleksi beasiswa itu berjalan beriringan dengan seleksi sekolah. Aku mendaftarkan diri ke sekolah idamanku, yaitu SMKN 1 Klaten. Aku mengincar jurusan Akuntansi dan sebagai cadangan aku mengambil jurusan Administrasi Perkantoran. Pada bulan Mei, semua calon siswa SMKN 1 Klaten di minta untuk hadir di sekolah bersama wali untuk mengambil pengumuman penerimaan siswa baru. Jantungku berdebar ketika aku sudah memegang amplop putih yang di dalamnya terdapat selembar kertas. Aku menutup mataku di samping Bapak dan berdoa, “Pak?” aku menatap Bapak dengan ragu. Bapak tersenyum dan mengusap lembut kepalaku,Bismillahpasti lolos.” Berlahan aku membuka amplop dan langsung fokus pada kata yang ditulis capslock dengan ukuran besar. LOLOS. Aku spontan memeluk Bapak, dan Bapak mencium kepalaku dengan bangga.

Sekarang tinggal menunggu pengumuman lolos beasiswa. Aku menaruh harapan besar pada beasiswa itu, karena meskipun aku lolos di SMKN 1 Klaten tapi aku tidak lolos beasiswa, aku tidak akan bisa melanjutkan sekolah di sana. Karena itu janjiku. Dan aku akan menerima disekolahkan di mana saja tanpa membantah. Selang sehari dari pengumuman lolos SMKN 1 Klaten adalah pengumuman penerimaan beasiswa Titian Foundation. Aku berjalan kesana kemari untuk mencari jaringan supaya bisa melihat pengumuman, aku sedikit naik ke pohon mangga yang tidak terlalu tinggi di samping rumahku, jaringan lumayan bagus, setelah aku berhasil membuka laman pengumuman segera aku mencari namaku. Dan Allah mengabulkan doaku, ada namaku di situ, aku melompat dari pohon dan berteriak memanggil Bapak Mamak. Senangnya bukan main, alhamdulillah.

Juli 2019

Tidak terasa, aku berhasil melalui tiga tahun bersama putih abu-abu.note: ‘white and gray’ is a metaphor inspired by Indonesian high school uniform colorBanyak yang berubah dariku dan aku merasakannya. Aku mendapatkan apa yang tidak didapatkan teman-temanku di bangku sekolah. Selama menjadi penerima beasiswa, aku diwajibkan mengikuti banyak kegiatan dan mematuhi semua peraturan yang dibuat Titian. Aku dilatih bekerja dalam tim, aku selalu mengambil peran sebagai ketua dan MC dalam kepanitian Sunday Gathering, sosial project, dan kegiatan lainnya. Kebiasaanku mengambil peran sebagai ketua dan MC ternyata meningkatkan kepercayaan diriku, sehingga ketika disekolah aku berani mengambil peran untuk mewakili sekolah dalam lomba puisi, teater, pidato, dan lain-lain baik tingkat Kabupaten maupun Provinsi. Aku diajarkan skala prioritas, manajemen waktu, asertif, dan banyak lagi oleh Titian. Hal ini menjadikanku lebih peka terhadap lingkungan, lebih disiplin, mudah beradaptasi, dan terarah.

Tahun 2020

Selepas perjuanganku mendapatkan universitas di tahun 2019 tidak menuai hasil, aku merantau ke Bekasi sampai akhir tahun 2019 untuk mencari pekerjaan, tetapi tidak menuai hasil juga. Aku sedih bukan main, untung saja ketika aku masih menjadi anak beasiswa aktif aku dibekali pengetahuan tentang seluk beluk stress sampai cara mengatasinya. Ketika aku memutuskan untuk pulang tanpa hasil, aku tidak menyerah, aku melamar kerja di beberapa perusahaan di Klaten Alhamdulillahaku diterima di sebuah perusahaan yang cukup besar sebagai staff accounting.

Di tahun ini aku mencoba daftar kuliah lagi, setelah aku dinyatakan ditolak lagi oleh universitas idamanku, jatuhlah aku di pelukan Universitas Atmajaya Yogyakarta program studi Ekonomi Pembangunan dan aku resign dari pekerjaan.

Semenjak aku bekerja, aku bertekad untuk tidak menyusahkan orang tua, begitu pun ketika aku kuliah. Aku kuliah mendapatkan beasiswa KIP Kuliah dari pemerintah, tetapi bagaimana dengan biaya hidupku? Meskipun kuliah dilakukan secara daring selama pandemi, tetap saja aku membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupku. Tepat pada bulan November 2021, uang tabunganku tinggal Rp. 50.000,00. Aku mulai berpikir keras, sementara kesibukan kuliah online dan kegiatan sebagai pengurus IKATIFO divisi PSDM tidak memungkinkan bagiku untuk mengambil part time kerja. Munculah ide untuk berwirausaha, mengingat dulu ketika sekolah, ada tugas kewirausahaan untuk membuat keripik pisang dengan inovasi rasa dan kelompokku membuat dua varian. Salah satu variannya rasa coklat dan rasanya itu enak banget. Akhirnnya aku mencoba membuat keripik pisang dengan kemasan yang praktis dibantu sahabatku membuat stiker sebagai label produkku. Jadilah Banana Crackers, alhamdulillah Banana Crackers mendapat respon yang baik oleh masyarakat, sehingga bisa menjadi tulang punggungku dan menambah kegiatan di sela kuliah dan berorganisasi.

Tahun 2021

Tahun ini usiaku genap 20 tahun. Tahun di mana aku mendapat banyak amanah yang diberikan kepadaku. Aku terpilih menjadi ketua IKATIFO periode 2021/2022 dan Ketua II Muda-mudi di kampung. Di sinilah aku merasa semua pendampingan Titian sangat berguna. Kesibukan kuliah, organisasi, dan bisnis selalu aku buat skala prioritas yang aku list per minggu sesuai agenda. Aku melakukan manajemen waktu dengan baik sehingga lebih efisien dan aku tahu apa yang harus aku lakukan ketika berada dalam tekanan yang besar.

Terima kasih Titian Foundation atas bantuan, bimbingan, dan ilmu yang telah kau berikan kepada banyak anak yang memiliki mimpi besar tetapi terhalang masalah ekonomi. Aku sangat terbantu begitupun teman-temanku. Terima kasih Donor, Sang Malaikat yang membangun jembatan menuju mimpiku.

Aku rasa cukup dulu, ya, ceritaku. Karena kalau aku jabarkan dengan rinci akan sangat panjang. Semoga aku dan kamu selalu dimudahkan dan dilancarkan dalam mencapai visi misi hidup.

Aku punya quotes yang selalu menjadi penguat ketika aku down, “Yang ditakdirkan untukmu tidak akan melewatkanmu pun sebaliknya; yang tidak ditakdirkan untukkmu sekeras apapun usahamu tidak akan menjadi milikmu.”
Semangat, guys!

(Irma Fatmawati)

Facebook
Twitter
WhatsApp
The Key to Everything Titian Does is Sustainability The Key to Everything Titian Does is Sustainability The Key to Everything Titian Does is Sustainability The Key to Everything Titian Does is Sustainability
The Key to Everything Titian Does is Sustainability The Key to Everything Titian Does is Sustainability The Key to Everything Titian Does is Sustainability The Key to Everything Titian Does is Sustainability